DAMPAK KRISIS GLOBAL TERHADAP KINERJA EKSPOR

KRISIS GLOBAL BERDAMPAK PADA KINERJA EKSPOR JAWA TENGAH TAHUN 2012

KRISIS global dan penurunan harga komoditas akan berdampak pada kinerja ekspor Jawa Tengah tahun 2012. Penurunan nilai ekspor diprediksi mencapai 10-15 persen.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Jateng, Ihwan Sudrajat mengatakan, bila kondisi krisis ekonomi di Eropa belum dapat diatasi, akan mengancam pasar ekspor Jateng. Apalagi bila krisis mencapai Spanyol dan Italia, dikhawatirkan ekspor Jateng akan terganggu, terutama di sektor mebel. “Pasar ekspor mebel Jateng sebagian besar ada di Italia. Di Jateng sendiri banyak investor mebel dari Italia,” katanya.
Guna mengantisipasi dampak krisis global, Jateng akan merubah pasar ekspor dengan memperbanyak promosi di wilayah Asia Timur. Kami juga akan memanfaatkan pasar dalam negeri. “Tahun 2012 pameran perdagangan akan difokuskan di dalam negeri, terutama di provinsi lain. Sebab pasar domestik masih sangat potensial,” ujarnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng menyebutkan, selama Agustus 2011 nilai ekspor Jateng mencapai 436,19 juta dolar AS atau naik 55,11 persen dibanding ekspor Juli 2011 yang tercatat 281,21 juta dolar AS.
Amerika Serikat, Singapura, dan Jepang adalah negara tujuan ekspor dengan nilai paling tinggi bagi provinsi ini.
Nilai ekspor ke Amerika Serikat mencapai 92,48 juta dolar AS, Singapura 57,51 juta dolar AS, dan Jepang 34 juta dolar AS, dengan kontribusi ketiganya di bulan Agustus mencapai 42,2 persen. Sementara kontribusi ekspor kumulatif Januari-Agustus 2011 dari ketiga negara tersebut terhadap total ekspor mencapai 32,64%.
Tiga komoditas utama yang mempunyai nilai ekspor tertinggi selama Januari-Agustus 2011, yakni tekstil dan produk tekstil, kayu dan barang dari kayu, serta bermacam barang hasil pabrik. Nilai ekspor untuk ketiga kelompok komoditas pada Agustus 2011 masingmasing sebesar 170,27 juta dolar AS; 54,79 juta AS; dan 50,27 juta dolar AS.
Nilai ekspor komoditas migas Jateng pada Agustus 2011 mencapai 49,02 juta dolar AS, atau meningkat jika dibandingkan Juli yang tercatat 25,24 juta dolar AS.
Sementara untuk nilai ekspor nonmigas 387,17 juta dolar AS, dan nilai ekspor sementara komoditas ekspor nonmigas bulan September 2011 sebesar 314,90 juta dolar AS.
Pemimpin Bank Indonesia Semarang, Joni Swastanto mengatakan, krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat akan memberikan dampak tendensi penurunan permintaan dari luar negeri. Meski begitu, total ekspor tahun 2011 diperkirakan masih akan tumbuh.(J8-77)
Sumber Suara Merdeka, 22 November 2011

Artikel Terkait



0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review