MUHAMMAD YUNUS, GRAMEEN BANK, MEMBERDAYAKAN KAUM
MISKIN
Kemiskinan tidak diciptakan oleh orang miskin, tetapi
diciptakan oleh system. Adanya kemiskinan karena cacat fundamental dalam teori kapitalisme
yang menonjolkan individualism, mengabaikan aspek multidimensional manusia
sebagai mahluk sosial. Dunia bisa terbebas dari kemiskinan jika sistem yang ada
dirombak. Bisnis sosial adalah solusi untuk menghapuskan kemiskinan dari muka
bumi.
Itulah
pandangan Professor Muhammad Yunus, pendiri Grameen Bank dan peraih Nobel
Perdamaian 2006. Konsep kredit mikro tanpa agunan bagi rakyat miskin yang
digagas ekonom Bangladesh itu kini menjadi gerakan global, diadopsi di lebih
dari 130 negara dan mengentaskan ratusan juta orang dari kemiskinan. Berdirinya
Grameen Bank di dasari ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang
digunakan.
Manusia tidak dilahirkan untuk
menderita akibat kelaparan dan kemiskinan. Semua orang punya kemampuan dan
potensi. Mereka menjadi miskin karena hidup dalam masyarakat yang tidak
memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi potensi dirinya, katanya dalam
konferensi keuangan mikro internasional di Yogyakarta, belum lama ini.
Didirikan Yunus tahun 1976, Grameen
Bank kini melayani masyarakat miskin di setiap desa di Bangladesh dengan
sekitar 2500 cabang di lebih dari 71.000 desa. Pola Grameen bertujuan memmbantu
perekonomian rakyat miskin melalui perempuan, yang mencakup 98% dari sekitar 8
juta nasabah. Menariknya, 97% saham grameen
dimiliki peminjam, sisa 3% saham dimiliki pemerintah. “ Pada dasarnya
nasabah Grameen Bank meminjam uang milik mereka sendiri. Konsep ini berhasil
memberdayakan warga miskin, terbukti angka
kredit macet hanya 2%. Grameen mandiri secara finansial”, ujarnya.
Ia menegaskan kemiskinan diciptakan sistem
yang cacat. Contohnya lembaga keuangan yang menolak memberi layanan pada orang miskin yang tak memiliki agunan . Padahal jumlah mereka hampir
dua pertiga populasi dunia. “Pengentasan kemiskinan membutuhkan
lembaga keuangan inklusif. Orang termiskin diduniapun layak diberikan kredit
agar terangkat hidupnya. Krisis global
sekarang adalah manifestasi cacat fundamental system. Di saat bank dan lembaga
keuangan terguncang, lembaga keuangan mikro tidak terdampak krisis,” ungkap Yunus.
Ia telah membuktikan orang termiskin
pun bisa diberdayakan. Yunus
menciptakan program khusus pinjaman kepada para pengemis, yang didorong untuk berwirausaha dengan menawarkan barang
untuk dijual sambil mengemis. Saat ini sekitar 120.000 pengemis telah menerima
pinjaman ini dan hampir 20.000 dari mereka tidak lagi mengemis. Untuk mengatasi
permasalahan masyarakat miskin di
berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, perumahan dan lainnya, Yunus
menawarkan bisnis sosial sebagai solusi.
“Prinsip bisnis social adalah meraih
keuntungan yang kemudian didedikasikan sepenuhnya untuk tujuan sosial. Ini
bukan amal, karena bisnis sosial menghasilkan pendapatan yang cukup untuk
menopang dirinya sendiri. Uang yang diinvestasikan diputar ulang tanpa henti,
bukan untuk memperkaya investor melainkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kurang mampu,”papar Yunus.
8 komentar:
kalo misalnya Grameen Bank ini juga ada di indonesia, kira2 kemiskinan di indonesia bakal terangkat jg gak yah...
evie rahayu
10.22.182
Subhanallah.... sungguh mnginspirasi sekali..
"Kemiskinan tidak diciptakan oleh orang miskin. tetapi oleh system." Like this. So,,, untuk mengubah kemiskinan yang ada, berarti harus mengubah sistem???
_(10.22.188)_
bagus nih, langkah jangka pendek utk kaum miskin.. boleh dicoba di Indonesia tuh.
dimas pis/ 09.22.150
Ayo.!!! Kalau di bangladesh saja bisa, masak kita yang di Indonesia tidak bisa..???
Lanjutkan..!!!!
dapat tambahan ilmu lagi ni saya pak..siip dah...
12.22.256
manajemen syariah
Subhanallah, saya sangat setuju dengan kalimat yang mengatakan : "Kemiskinan tidak diciptakan oleh orang miskin, tetapi diciptakan oleh system."
12.22.239
Manajemen Syariah
Islam mensyariatkan akad kerja sama mudharabah untuk memudahkan orang, karena sebagian mereka memiliki harta namun tidak mampu mengelolanya dan disana ada juga orang yang tidak memiliki harta namun memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkannya.
Jadi fakta dimasyarakat orang lebih mudah meminjam uang di Lembaga-lembaga keuangan, selain Bank kebanyakan dari mereka lebih memilih Koperasi di kalangan masyarakat menengah kebawah, dengan tambahan (ziyadah) tanpa memikirkan dampaknya di dunia dan akhirat, inilah yang membuat mereka terjerat hutang yang sesungguhnya malah menambah penderitaan mereka.
Karena di dalam Islam Allah telah mempermudah manusia untuk bermuamalah, contohnya apabila kita tidak mempunyai modal maka Mudharabah akan mempermudah kita untuk berbisnis atau kegiatan ekonomi lainya tanpa harus terkena Riba.
Nama : Gunawan.
Nim : 13.22.268
Posting Komentar