"STROKE" BISA DICEGAH

MENCEGAH SAKIT "STROKE"
Oleh Retnaningsih
HINGGA saat ini, setiap enam detik, ada satu orang yang meninggal dunia karena stroke. Tentu saja di antara mereka adalah saudara kita, entah istri, suami, bapak, ibu maupun teman yang kita cintai. Oleh sebab itu, Organisasi Stroke Dunia (WSO=World Stroke Organization) mencanangkan Hari Stroke Sedunia, 29 Oktober, yang dimulai sejak 2010.
Mengapa perlu di canangkan Hari Stroke Dunia?
Sebab kita perlu bekerja keras secara bersama-sama, untuk melawan stroke dan menjadikannya sebagai agenda kesehatan sehari-hari. Tema yang diambil untuk tahun ini masih sama dengan tema tahun lalu, yaitu One in Six (satu dalam enam), sebab dari enam orang pasti ada satu diantaranya yang terserang selama perjalanan hidupnya. Jadi, setiap orang berpotensi untuk terserang. Sebaiknya, kampanye ini dicanangkan tidak hanya untuk pencegahan, namun harapan hidup dan kualitas hidup pasien diupayakan dapat meningkat, seandainya mendapatkan penanganan dan dukungan yang benar dari dokter maupun keluarga.
Dalam tiga tahun terakhir kampanye stroke diharapkan mampu menurunkan angka serangan melalui enam langkah berikut.
        Pertama, usahakan mengenali faktor risiko (faktor yang mempermudah) terjadinya Stroke, seperti: tekanan darah tinggi (hipertensi), DM (diabetes), dan hiperkolesterol (kelebihan kolesterol) darah. Seseorang dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) diusahakan mengendalikan tekanan darah mendekati batas normal dengan cara: membatasi diet yang mengandung garam (masakan terlalu asin). Sebab, garam yang berlebihan (masakan terlalu asin) berpotensi meningkatkan tekanan darah.
        Tidak jarang obat penurun tekanan darah harus dikonsumsi seumur hidup. Sebagian pasien merasa khawatir apabila mengkonsumsi obat hipertensi dalam jangka waktu lama, karena dipikirkan akan menimbulkan efek samping yang mengganggu jantung, hati dan ginjal.
Dengan demikian tidak sedikit diantara mereka yang menghentikan pengobatan tanpa konsultasi dokter. Padahal yang benar adalah sebaliknya. Jika dokter telah memilihkan obat antihipertensi, tentu dokter sudah mempertimbangkan efek kerja obat maupun efek samping.
        Kedua, usahakan kita aktif melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan terukur. Seandainya memungkinkan sempatkanlah melakukan gerakan secukupnya bagi yang biasa bekerja dengan duduk dalam waktu lama. Coba disempatkan untuk melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan terukur (paling tidak tiga kali seminggu dengan intensitas yang cukup).
        Ketiga, upayakan jangan sampai kegemukan (obesitas). Caranya dengan mengusahakan diet yang sehat. Antara lain dengan mengurangi konsumsi karbohidrat (nasi, jagung, ketela dan roti, makanan ringan, kue cemilan). Disamping itu, perlu pembakaran kalori yang cukup.
Diet Diet yang sehat idealnya mengandung unsur  empat sehat lima sempurna. Diet yang seimbang, diupayakan ada unsur karbohidrat, lemak, dan protein yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dasar tubuh. Bagi yang sudah terlanjur kegemukan, usahakan tidak menjadi tambah gemuk.
        Keempat, pembatasan konsumsi minuman yang mengandung alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan akan memudahkan terjadinya kekakuan pembuluh darah (aterosklerosis).
        Kelima, tidak mengkonsumsi rokok sigaret. Bila terlanjur merokok, upayakan untuk berhenti sesegera mungkin, syukur bisa berhenti saat ini juga. Seperti kita ketahui, nikotin yang ada di rokok juga mempermudah terjadinya kekakuan pembuluh darah yang mengakibatkan mudahnya terjadi serangan stroke.
        Tidak jarang, seseorang yang tidak ada riwayat Hipertensi, tidak ada diabetes (DM), Kadar kolesterol juga normal, hanya karena mengkonsumsi rokok secara teratur bisa mendapatkan serangan Stroke. Oleh sebab itu, stop rokok sekarang juga.
        Keenam, kenali tanda dini dan mengetahui apa langkah yang perlu dilakukan apabila terjadi Stroke pada tahap awal.
        Hingga saat ini, Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah serangan jantung dan kanker, melebihi kematian yang disebabkan oleh AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM). Stroke sendiri tidak selalu menyebabkan kematian secara langsung, akan tetapi kecacatan setelah serangan ke (komplikasi) yang memudahkan pasien meninggal dunia.
Repotnya, sebagian besar kasus tidak sempat mendapat akses pelayanan di Unit Stroke, tidak memperoleh rehabilitasi yang layak dan tidak mampu mencegah serangan ulang.
        Untuk itu, guna melawan penyakit ini, tentu tidak cukup jika hanya diperingati dalam satu hari. Kita secara bersama-sama harus berperang melawannya sepanjang hari selama satu tahun penuh(365 hari) tanpa henti.
        Kelemahan Gejala dini pasien yang perlu kita ketahui adalah kelemahan anggota gerak separo badan (bisa hanya sebelah kanan = lengan kanan tungkai kanan, lengan kiri tungkai kiri), gangguan bicara secara tiba-tiba (sulit bicara, atau berkata pelo, celad), mendadak tidak dapat melihat (sehingga ke dokter mata), mendadak tidak mampu mendengar (berobat ke dokter THT), kesulitan menelan, ada gangguan memori sesaat (tiba-tiba lupa apa yang dikerjakan dan apa yang akan dilakukan) dan masih banyak lagi sesuai dengan letak gangguan aliran darah di otak kita.
        Dalam penanganan ada istilah Golden periode (waktu emas) untuk sesegera mungkin mendapatkan pelayanan saat serangan. Yaitu 3 (tiga) jam setelah timbulnya serangan agar mendapatkan hasil yang terbaik. Akan tetapi berdasarkan penelitian, di Indonesia, pasien rata-rata baru mendapatkan penanganan setelah 13 jam. Hal ini antara lain dikarenakan akibat pihak keluarga yang tidak jarang kebingungan untuk mengambil langkah awal. Sebab pengetahuan masyarakat tentang deteksi dini gejalanya dan bahwa “penangan Stroke haruslah segera dilakukan“ masih belum mencukupi.
        Karena itu, dalam memperingati hari stroke sedunia, diperlukan pencegahan yang lebih baik agar tidak terjadi, antara lain dengan mengendalikan faktor risiko terjadinya stroke melalui enam langkah di atas, disertai pengamalan pola hidup sehat. Jika terjadi serangan bersegeralah merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Jangan ditunda.
Dr Retnaningsih SpS-KIC, Spesialis Saraf RSUP Dr Kariadi, dosen FK UNDIP
Sumber: Suara Merdeka, 2 November 2011

Artikel Terkait



2 komentar:

uUzZz mengatakan...

tuh . . .
bagi temen2 yang doyan garem, d kurangin ngemil garem nya, gak bae.
trz bagi temen2 yg hobby ngerokok juga brenti mulai sekarang! kalau tetep di terusin juga tanda nya anda memperpendek umur anda sendiri (heran, padahal dari SD udh sring dksh tau ngerokok ntu berbahaya buat badan tp msh aj d hobby in, apakah nunggu berpengaruh dulu ke tubuh anda baru anda akan berhenti??? ingat, penyesalan slalu datang terlambat. waspadalah, waspadalah !!
n bagi temen2 yang bulet2 (termasuk saya. he) mari kita diet tp jgn diet yg menyiksa badan, klu diet yg mnyiksa badan sm aja bukannya "langsing" tapi malah "langsung". jgn sampe


MARI HIDUP SEHAT SEKARANG JUGA !!!

nb: kalau bukan kita sendiri yg ngrawat tubuh kita, siapa lg?!
(09.23.358)

Anonim mengatakan...

iya bener dan jangan lupa buat temen2 ninimal 15 menit perhari kita harus olahraga.dan jaga kesehatan karena dalam tubuh yang sehat maka hati kita juga sehat.
suryo adhi pangestu ( 09.22.128)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review