RAKYAT SEDANG
MENUNGGU KEBERANIAN DAN SIKAP PRESIDEN
TERHADAP PEMBERANTASAN KORUPSI
Masyarakat
Indonesia akan
bersatu dan mendukung langkah perjuangan
melawan korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tengah membersihkan
korupsi dari tubuh Polri. Masyarakat sedang
menunggu sikap tegas dan keberanian Presiden SBY tanpa pandang
bulu, Presiden segera ambil alih komando, turun tangan mengatasi persoalan
antara Polri dan KPK, baik sebagai Kepala Negara maupun Kepala Pemerintahan sebelum
keadaan semakin memburuk.
Wakil Kordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Ade Irawan menantang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berani memerangi korupsi, terutama korupsi sejumlah politisi kelas kakap. "Kalau presiden ada keberanian untuk melawan politisi kelas kakap, saya yakin akan menimbulkan efek jera nantinya bagi politisi lain. Kita minta presiden untuk bertindak secara nyata. Kita minta dia proaktif untuk masalah ini," ujarnya saat diskusi bertema 'Korupsi karena Kursi' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (6/10).
Wakil Kordinator Indonesian Corruption Watch (ICW), Ade Irawan menantang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berani memerangi korupsi, terutama korupsi sejumlah politisi kelas kakap. "Kalau presiden ada keberanian untuk melawan politisi kelas kakap, saya yakin akan menimbulkan efek jera nantinya bagi politisi lain. Kita minta presiden untuk bertindak secara nyata. Kita minta dia proaktif untuk masalah ini," ujarnya saat diskusi bertema 'Korupsi karena Kursi' di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (6/10).
Saat ini untuk memberantas
korupsi, masih kata Ade, ada problem dasar yang menghalangi pengusutannya.
Menurutnya saat ini jika ada oknum yang tengah di bidik KPK, maka perlawanan
untuk menutupinya pun semakin kental.
Menurutnya pelemahan KPK oleh sejumlah anggota
dewan melalui revisi UU KPK. "Ketika berkaitan dengan politisi dan penegak
hukum itu, perlawanannya semakin sengit," kata Ade. Terlebih berdasarkan
catatan ICW, jelas dia, ada sejumlah Parpol yang memiliki peringkat terkorup,
salah satu-nya Partai Demokrat yang memang saat ini beberapa kadernya
tersandera kasus-kasus korupsi dan tengah ditangani oleh KPK.
Karena itu, pemeirntah menurutnya harus membuat
suatu kebijakan yang dapat meminimalisir atau menghilangkan budaya korupsi
dalam tubuh parpol yang sudah semakin membudaya belakangan ini."Presiden
dan pemerintah harus segera membuat kebijakan untuk menghilangkan budaya
korupsi yang mengakar sekarang ini," tegas Ade.
SABAR..TO..!
PRESIDEN AKAN MENYAMPAIKAN
PERYATAAN SENIN 8 OKTOBER
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyampaikan pernyataan
terkait polemik Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (8/10). Menurut
Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, Sabtu petang, Presiden memutuskan
untuk memberikan pernyataan tersebut setelah mendapatkan berbagai masukan
terkait masalah tersebut. Ia mengungkapkan, dirinya telah dipanggil untuk
menjelaskan kejadian pada Jumat (5/10) malam di kantor KPK. "Saya dipanggil
Presiden pada pukul 17.00 WIB tadi, bicara selama 45 menit, dan diminta memberikan
masukan," kata Denny pula.
Pertemuan
ini merupakan tindak lanjut dari telepon Presiden yang diterima Denny, pagi
harinya. Dalam pertemuan tersebut, Presiden meminta laporan lengkap mengenai
persoalan antara Polri dan KPK.? "Saya sampaikan bahwa kejadian semalam
adalah rangkaian dari banyak kejadian, termasuk penanganan kasus korupsi
simulator SIM," ujar dia lagi.
Kepada Presiden, Denny juga menyampaikan bahwa seluruh rangkaian polemik Polri dan KPK ini berbaur dengan isu pelemahan KPK. Isu itu muncul dari wacana perubahan UU KPK, penarikan penyidik KPK dari unsur kepolisian, dan penangkapan Novel Baswedan, kata Denny.
Novel Baswedan adalah salah satu penyidik KPK yang turut menyidik kasus dugaan korupsi simulator SIM Polri. Novel juga adalah penyidik yang berasal dari Polri, tetapi menolak kembali dipanggil ke institusi tersebut usai merebak polemik kasus simulator SIM itu. "Semuanya dapat diduga sebagai rangkaian ikhtiar melemahkan KPK," ujar dia pula.
Kepada Presiden, Denny juga menyampaikan bahwa seluruh rangkaian polemik Polri dan KPK ini berbaur dengan isu pelemahan KPK. Isu itu muncul dari wacana perubahan UU KPK, penarikan penyidik KPK dari unsur kepolisian, dan penangkapan Novel Baswedan, kata Denny.
Novel Baswedan adalah salah satu penyidik KPK yang turut menyidik kasus dugaan korupsi simulator SIM Polri. Novel juga adalah penyidik yang berasal dari Polri, tetapi menolak kembali dipanggil ke institusi tersebut usai merebak polemik kasus simulator SIM itu. "Semuanya dapat diduga sebagai rangkaian ikhtiar melemahkan KPK," ujar dia pula.
Atas
paparan Denny, Presiden memutuskan akan segera membuat arahan langsung pada
Senin, 8 Oktober 2012, kata Denny.
MARI KITA TUNGGU SIKAP PRESIDEN KOMITMENNYA
MELAWAN KORUPSI
Sumber : Republika diolah.
4 komentar:
hmm, yang terhormat bapak suharto yg sedang di azab kubur dg uang korupsi dr harta negara bahkan hartanya udh melanglang buana mpe 7 turunan beliau ko gak pernah diusut2 kasusnya??? gmn dg harta negara yg dikorupsi karena untuk jalan2 para wakil rakyat? beli mobil baru pejabat? perbaikan gedung pejabat mp dg kasi makan peliharaannya pejabat?? eiittssss jangan lupa yg korupsi pk uang untuk nikahan anak2 para pejabat gmn!???
By: Mora Adela NIM:10.22.162
sebenarnya yang perlu diperbaiki sekarang itu adalah MORAL bangsa Indonesia yang sudah bobrok n membudidaya,jadi bobroknya turun temurun. bukannya KPK yang harus didukung, karna yang ada didalam KPK itu juga manusia dan sewaktu-waktu juga bisa berbuat salah.
Yaenur Iksanudin ( 07.22.048 )
kagak ada...yang bener.. :(
Masyarakat Indonesia akan bersatu dan mendukung langkah perjuangan melawan korupsi. tapi,,, jika tidak didukung oleh pihak pemerintahan, bagaimana perubahan itu akan terjadi.
_(10.22.188)_
Posting Komentar