KAYA SECARA FINANSIAL

KAYA SECARA FINANSIAL
            Seseorang bisa kaya secara fisik, tapi mugkin tidak kaya secara finansial. Di jaman sekarang sangat mungkin. Banyak orang memiliki barang-barang mewah dengan berutang. Apa itu salah? Tidak, bila kemampuan bayarnya sesuai dengan utangnya. Tapi, bila kemewahan igtu dibeli dengan utang, dan kemampuan bayar utangnya sendiri, maka itu yang disebut kaya secara fisik, tapi miskin secara finansial. Bila kondisi ini berlangsung terus, maka kekayaan fisik pun akan hilang. Akhirnya terjadilah kemiskinan finansial dan kemiskinan fisik.
            Hal ni sama saja dengan rumah. Rumah mewah dan kuat hanya bisa berdiri di atas fondasi yang kuat juga. Kekayaan fisik hanya bisa berdiri kokoh di atas fondasi  kekayaan finansial yang kuat dan stabil juga.
Seseorang dikatakan kaya secara finansial bila :
a.     Total aset lebih dari total utang.

Ini berarti nilai total aset  (rumah, kendaraan, tabungan, peralatan, dsb) lebih dari nilai total utang. Jadi misalnya anda menilai semua aset dan mendapati angka Rp 2 Milyar. Lalu jumlahkan nilai total  utang,  akan kita dapati  Rp 500 juta. Maka kita punya kekayaan sebesar Rp 1,5 Milyar. Tapi bila utang kita justru berjumlah Rp 2,1 Milyar, maka kita sebenarnya miskin dengan nilai  kemiskinan  sebesar Rp 100 juta. Nah, sekarang silahkan kita mengukur aset dan nilai utang kita . Apakah kita kaya  atau miskin? Berapa jumlah kemiskinan kita?
b.     Pendapatan terus meningkat.
Ukuran kaya finansial yang kedua adalah pendapatan. Kita bisa saja mempunyai  total aset yang lebih besar dari total utang, tapi bila utang  kita jatuh tempo pada waktu yang sama semua, maka kita mungkin  tidak punya rumah lagi, tidak punya alat-alat rumah tangga lagi dan sebagainya.
Misalnya total aset kita Rp 2 milyar. Sedang total utang kita Rp 1,9 milyar. Kondisi ini secara finansial masih membuat kita kaya sebesar Rp 100 juta. Tapi secara fisik mungkin kita sudah harus tinggal di rumah orang tua atau saudara. Harta kita yang Rp 100 juta mungkin tidak berbentuk rumah, tapi berbentuk satu mobil,  kita mau tinggal dimana?
Itulah sebanya orang kaya secara finansial adalah orang yan pendapatannya terus meningkat. Peningkatan pendapan bisa meningkatkan nilai  total aset. Dan bicara pendapatan, kita mungkin sudah mengenal  dua jenis pendapatan. Pertama pendapatan aktif , kedua pendapatan pasif.
Pendapatan aktif adalah pendapatan yang kita dapat dengan bekerja.  Karyawan dapat gaji, Pebisnis dapat hasil kerja, salesman dapat fee. Inilah pendapatan aktif. Pendapatan aktif mengharuskan kita terus bekerja. Pendapatan pasif membuat sistem atau uang bekerja untuk  kita.
Pendapatan pasif adalah pendapatan yang kita dapat tanpa harus bekerja. Pemilik bisnis mendapat deviden.  Investasi dalam usaha bersama (investor) mendapat bagi hasil penyertaan modal, atau reksadana.
Lalu yang lebih baik ? Pendapatan aktif atau pendapatan pasif? Silahkan anda memilih?
c.      Rasio kekayaan lebih dari satu
Rasio kekayaan di rumuskan sebagai berikut:

Rasio kekayaan =  Rata-rata pendapatan
                              Rata-rata pengeluaran

Biasanya, bila pendapatan meningkat, maka pengeluaran kita  juga meningkat. Peningkatan pendapatan kita, mendorong  untuk lebih konsumtif.  Dan itu sah-sah saja karena kita berhak menikmati hidup, tapi jangan keblabasen. Artinya, kita harus menaati batas-batas peningkatan pengeluaran kita. Misalnya rata-rata pendapatan  kita per bulan sekaran ini, Rp 5 juta. Pengeluaran rata-rata kita Rp 3,5 jua. Nah rasio kekayaan kita , pakai rumus di atas  Rp 5 juta dibagi Rp 3,5 juta = 1,43
Kemudian, rata-rata pendapatan anda misalnya meningkat menjadi Rp 7,5 juta. Artinya naik  50%.  Apa kita boleh meningkatkan pengeluaran? Sangat boleh! Seberapa besar ? menurut pendapat saya sebesar 20% dari pengeluaran anda. Jadi Rp 3,5 juta x 20% = Rp 700.000,- . Jadi pengeluaran anda  menjadi  Rp 3,5 juta + Rp 700.000 = Rp 4,2 juta.  Jadi rasio kekayaan kita:  Rp 7,5 juta dibagi 4,2 juta= 1,79 juta. Nah, berarti rasio kekayaan kita meningkat. Kita makin kaya secara finansial.
Tapi bila rata-rata pendapatan kita tetap Rp 5 juta, sedang pengeluaran kita naik drastis menjadi  Rp 6 juta, maka rasio kekayaan kita menjadi sebesar  Rp 5 juta dibagi Rp 6 juta = 0,83
Ini berarti kita jatuh miskin secara finansial. Untuk menutupi kekurangan anggaran kita harus mengambul tabungan kalau punya, kalau tidak punya tabungan kita harus berutang, atau harus menjual sebagian aset kita. Inilah yang terjadi bila rasio kekayaan kita kurang dari angka  1 (satu). Bila rasio ini makin keil dari bulan ke bulan, maka kita dalam bahaya besar. Ini berarti kita makin miskin dari bulan ke bulan.
Rasio kekayaan yang bagus angkanya lebih besar dari angka 1 (satu),  lebih besar rasio kekayaan semakin lebih baik. Bila rasio kekayaan kita adalah 10 , ini berarti selama 10 bulan, dengan gaya hidup yang tidak berubah, tanpa harus bekerja. Bila rasio kekayaan kita dari bulan ke bulan hanya berkisar di angka rasio kekayaan  1 (satu),  berarti kualitas hidup kita tidak naik-naik.  Kita mungkin berada garis merah finansial. Bila ada kejadian mendadak yang membutuhkan banyak uang,  kita kelabakan. Misalnya anak kita sakit, biayanya banyak. Kita pasti bingung dari mana membayarnya, sedang dana yang ada hanya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari saja.
Rasio kekayaan pun secara langsung berdampak pada  kemampuan menabung. Kita akan kaya secara finansial bila kita bisa menabung setiap bulannya. Pada contoh di atas, ketika pendapatan kita Rp 5 juta dan pengeluaran Rp 3,5 juta, maka kita bisa menabung  Rp  1,5 juta. Lalu ketika pendapatan kita Rp 7,5 juta dan pengeluaran kita Rp 4,2 juta, maka kita bisa menabung  sebesar Rp 3,3 juta. Ini berarti jumlah tabungan kita meningkat 100% lebih.
Kenapa menabung sangat penting?  Bagaimana agar tabungan lebih cepat membesar dan bisa memberikan pasif income? Kita harus menginventasikan dan pandai memilih pada usaha yang menguntungkan. Bila kita konsisten melakukan hal ini, suatu saat kita tidak perlu bekerja lagi, tapi pendapatan kita terus masuk dan membesar. Kita dapat memiliki pendapatan pasif yang dapat menjamin hidup kita. Ini bukan gaji buta. Semoga  Allah SWT meridhoi kita semua. Amiin.
Kita bisa saja punya penghasilan besar, tapi itu tidak otomatis kita bisa menabung. Penghasilan kita mungkin sangat besar, tapi bila pengeluaran kita sama besarnya  atau mungkin  bahkan lebih besar lagi, maka kita tidak akan bisa menabung.
Pendapatan seseorang bisa saja kecil, tapi bisa disiplin menabung setiap bulannya dengan disiplin, itu berarti  seseorang sudah kaya secara finansial. Meski tabungan seseorang nilainya kecil saja.  Dengan tabungan itupun seseorang tidak bisa membeli barang-barang mewah. Artinya , seseorang kaya secara finansial tapi miskin secara fisik.
Untuk sementara kondisi ini tidak apa-apa.  Seseorang punya potensi untuk lebih kaya secara finansial, bila mampu membuat tabungan  menjadi sumber penghasilan baru.  Bila penghasilan baru itu makin besar, makin besar, makin besar, maka akan sampai pada saat dimana seseorang juga mulai menikmati  barang-baran lebih mewah.  Seseorang  akhirnya bisa kaya secara fisik juga akhirnya.
Nah, saudaraku, bila kita bisa disiplin menabung setiap bulan dan kita merencanakannya, lalu kita melakukan rencana itu. Dengan mengubah pola keuangan, kita bisa  dan mudah menabung.
Bila tulisan ini bermanfaat bagi pencerahan saudara,maka tolong sudilah kiranya saudara memberitahukan alamat blog kami (http://www.hery-sasono.blogspot.com/) kepada kenalan atau relasi saudara, agar bisa menambah forum silaturahmi dan saling mendo’akan  dalam meraih kekayaan sejati. Sebagai bonusnya, saya akan mengisi blog ini dengan tulisan-tulisan yang menarik lainnya dengan tema tulisan “Menuju Dunia Kaya Meraih Kebahagiaan Hidup Dunia dan Akherat”

Artikel Terkait



4 komentar:

Anonim mengatakan...

berhutang menjadi gaya hidup masyarakat sekarang yang tidak seharusnya menjadi budaya.


karimah (K&Ps 2009)

Anonim mengatakan...

M.Ilham(09.22.124)
Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk kaya. Beliau sendiri adalah seorang yg kaya raya, ini terbukti dari mahar yang beliau berikan ketika menikahi Ummahatul Mukminin Siti Khadijah, kalau tdk salah yaitu 200 Unta. entah berapa rupiah jika diuangkan. Terlebih, Kefakiran mendekatkan kepada kekufuran. Maka dari itu, berusahalah!! Fighting!!!

Ayu Huriyah mengatakan...

menjadi kaya memang di anjurkan,,
n lbh baik tuk menghindari berhutang
(Rahayu SN)

Dani Wahyu mengatakan...

Thanks infonya. Oiya, saya juga punya referensi tulisan nih tentang perbedaan mendasar antara pendapatan aktif dan pasif yang bisa mengantarkan temen-temen pada yang namanya kebebasan finansial. Yuk cek selengkapnya di sini: Perbedaan Pendapatan Aktif dan Pasif

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review