CARA BERPIKIR MENENTUKAN KESUKSESAN SESEORANG
Hery Sasono*
Dalam suatu pertemuan diskusi ringan yang dihadiri oleh sahabat-sahabat saya komunitas pemuda asli papua, pertama saya memperkenalkan diri , kemudian bercerita mengenai asal-usul keluarga , bahwa saya dilahirkan di Wonosobo, daerah dingin masuk propinsi jawa Tengah, orang tuaku termasuk UMKM yaitu Usaha Miskin Kecil Merana alias termasuk keluarga sangat sederhana. Saya sangat beruntung ketika duduk sekolah menengah pertama (SMP), masuk dalam organisasi extra pelajar yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII) yang pada saat itu kehadiran tamu mahasiswa dari UGM Yogyakarta. Mendengar kata mahasiswa UGM timbul penasaran ingin tahu dan ingin berkenalan. Dalam sebuah training pelajar yang dipandu para mahasiswa dari Yogyakarta, ternyata dapat menumbuhkan inspirasi mendorong cita-cita untuk kuliah di Yogyakarta. Kala itu masih duduk di kelas dua SMP, secara sadar atau tidak saya sangat beruntung mendapat pencerahan dari kakak-kakak aktivis mahasiswa saat itu. Benih pikiran saya atau “mind set” untuk kuliah di Yogyakarta mulai tertanam sejak sekolah di SMP, seperti mendapat energi yang luar biasa, di tengah keterbatasan ekonomi orang tua.
Pada suatu saat timbul inspirasi minta uang orang tua untuk beli bebek dan beli ayam kampung betina agar dapat belajar beternak kecil-kecilan dengan tujuan simpel yaitu mendapat tambahan uang saku atau untuk beli buku. Pagi Subuh setelah shalat shubuh sebelum berangkat sekolah pekerjaan rutin adalah memberi pakan bebek dan ayam . Siang hari setelah pulang sekolah adalah angon bebek sampai sore hari sambil membawa buku untuk belajar. Singkat cerita setelah lulus SMP, ayah saya mendaftarkan di SMEA Negeri Wonosobo dengan tujuan setelah lulus SLTA nanti punya ketrampilan dapat bekerja atau jadi PNS. Namun setelah lulus SLTA, semangat untuk kuliah tak terbendung, coba ijin kuliah oleh ayah tidak disetujui , dengan alasan ekonomi. Tapi mindset untuk bisa kuliah mendorong seseorang menjadi kreatif, punya keberanian walaupun bonek (bondo nekat), dengan sedikit tabungan nekat pergi ke Yogyakarta tidur di masjid agar dapat numpang tidur dengan gratis, karena tak memiliki saudara, kemudian mendaftar di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta . Alhamdulillah diterima, bisa kuliah di Yogyakarta sampai lulus kuliah, kemudian berusaha hidup mandiri dan menikah dengan orang Yogyakarta, bahkan sambil bisnis dan bekerja melanjutkan kuliah S2 .
Cerita di atas sebenarnya ingin menebarkan benih enterpreunership kepada saudara-saudara saya di tanah Papua yang mungkin punya latar belakang keluarga yang sama, bahwa ”cara berpikir seseorang menentukan kesuksesan”. Hal itu yang membedakan orang meraih puncak sukses dengan sebagian besar orang. Mereka mempunyai cara berpikir yang membuat mereka bertindak secara berbeda dan tindakan itu menghasilkan kesuksesan. Orang yang sukses bangga dengan apa yang mereka lakukan dan menikmatinya. Mereka tak hanya melihat pekerjaan semata, tetapi lebih pada profesi, sehingga mereka melakukan dengan profesional.
Bila kita belajar dari orang-orang sukses, bahwa cara berpikir orang sukses adalah berpikir jangka panjang dan tetap bekerja keras setelah target tercapai, sementara sebagian besar orang hanya berpikir dan berorientasi mencapai target jangka pendek, lalu berpuas diri setelah target tercapai. Orang sukses berpikir dan bertindak fokus untuk mengembangkan dirinya, dengan kata lain ia menjadikan dirinya sebagai target. Untuk mencapai sukses, seseorang harus fokus mengubah dan mengembangkan faktor internal dalam diri mereka, tidak menyalahkan faktor eksternal yang tak bisa dikontrol dan diubah seperti kemiskinan, krisis ekonomi, kompetitor dan faktor lain di luar dirinya. Selama kita berpikir the problem is out there, masalah akan selalu ada. Kita harus berpikir terbalik, dengan melihat krisis sebagai peluang, kemiskinan menjadi semangat untuk berubah menjadi kaya. Orang hebat yang sukses selalu muncul di saat krisis, karena ketika kesulitan datang menerjang mereka tidak menyerah namun melihatnya sebagai suatu tantangan.
Walau dalam kondisi terpuruk apapun kita, seperti keterbatasan ekonomi, selama masih ada semangat yang berupa TEKAD untuk berubah menjadi lebih baik, kesuksesan-kesuksesan pasti akan menghampiri kita. Semoga bermanfaat bagi saudaraku senasib seperjuangan di tanah Papua.
*Tulisan ini dibuat saat bertugas di Jayapura tahun 2010 sebagai Konsultan PUMKM Bank Indonesia.
1 komentar:
"Walau dalam kondisi terpuruk apapun kita, selama masih ada semangat yang berupa TEKAD untuk berubah menjadi lebih baik, kesuksesan-kesuksesan pasti akan menghampiri kita"
Bumbu penyedap yang mantapp pak!!
maknyusss...hehe
selalu berpikir positif...
Laila Musthofa
(10.22.193)
Posting Komentar