HARGA CABAI LIAR DONGKRAK INFLASI KOTA JAMBI

HARGA CABAI LIAR DONGKRAK INFLASI  JAMBI
Hery Sasono*)
Menjelang bulan ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri   pemerintah galau disibukkan dengan melambungnya harga cabe merah , masyarakat mengeluh  harga cabe merah   naik sangat tinggi, pada  pertengahan  hingga akhir  tahun 2010, harga cabai merah  di tingkat konsumen melambung sangat tinggi mencapai Rp 100.000/kg,  pada tahun 2011 bulan   Januari  dan  oktober harga cabai  pernah melambung  mencapai harga  50.000,- tetapi di saat yang lain, seperti bulan April sampai Juli   tahun 2011 harga cabe di tingkat konsumen bisa turun drastis  hingga dibawah harga Rp 20.000,-.  Pada  tgl 1-7  Juni  tahun 2012    harga cabe  bergerak naik  dari harga Rp 22.000,-  sampai Rp  40.000,-,  kemudian  harga  cabe merah bergerak turun  menjadi rata-rata di bulan Juni  Rp 26.000,-  per kg (Data Disperindagkop bulan Juni 2012)
Tingginya harga cabe di tingkat konsumen, menyebabkan cabe sebagai salah satu  komoditas penyumbang inflasi yang tertinggi di kota Jambi.  Inflasi di Kota Jambi cukup buruk didasarkan pada data statistik nasional.   Penjelasan  ini disampaikan kepala BPS Provinsi Jambi, A Jaelani, Senin (2/7) di ruang rapat BPS Provinsi Jambi pada acara release berita resmi statistik.  Disebutkan Jaelani pada Juni 2012 tingkat inflasi  di kota Jambi mencapai angka 1,85%. Angka ini lebih tinggi dari pada tahun sebelumnya,  hanya 0,70% . Sedangkan peringkat pertama dan kedua inflasi tertinggi  adalah Kota Sibolga sebesar 2,02 persen dan Lhokseumawe sebesar 1,93%. (Tribun Jambi, Selasa  3 Juli 2012)
Cabe memang  pedas, bikin pedas pejabat,  karena bila  seorang pejabat  tidak mampu  meredam harga cabe, ia  bisa lengser  dari  jabatannya (kata seorang kawan pada sebuah instansi),  sebagai pejabat pemerintah dituntut harus mampu mengendalikan inflasi. Inflasi yang tinggi  berdampak pada berkurangnya daya beli masyarakat,  karena inflasi yang tinggi menggerogoti pendapatan masyarakat,  pada tahap berikutnya  kesejahteraan masyarakat semakin menurun.
MENGAPA HARGA CABE LIAR ( TINGGI)  ?
Dari hasil survey Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi,   ada beberapa masalah  yang menyebabkan pemicu  tingginya  harga cabe  dan volatilitasnya sulit dikendalikan.
Pertama, dari sisi permintaan, kebutuhan cabe merah bagi  masyarakat kota  Jambi  sangat tinggi, yakni  rata-rata 15 ton perhari (data Disperta Kota Jambi), apalagi  menjelang bulan ramadhan  dan Hari Raya Idul Fitri tingkat kebutuhan masyarakat diperkirakan naik,  sementara dari  sisi penawaran sangat rendah,  karena kebutuhan cabe tidak bisa dipenuhi dari pertanian dari provinsi Jambi, maka pasokan cabe didatangkan dari luar propinsi , sehingga ketergantungan pasokan cabe dari luar propinsi  sangat tinggi , yakni  cabe berasal dari  Bengkulu atau Pulau Jawa.
Kedua, Faktor infrastruktur  di Provinsi Jambi  belum mendukung,  menyebabkan harga transportasi dan distribusi menjadi mahal. Sebagai contoh kasus petani cabe di Kabupaten Kerinci  Potensi panen ( produksi ) cabe pada bulan Juni, Juli Agustus 2012 dari  luas lahan cabe  418 Ha akan menghasilkan  panen cabe  3.344 ton  ( Jadwal Panen 3 bulan)  atau  kalau  di buat rata-rata ketersediaan cabe 37,16 ton perhari . Tetapi  petani cabe  lebih  suka menjual cabe  ke  Kota Padang  dari pada ke kota Jambi, dikarenakan Infrastruktur  ke kota Padang lebih  baik, biaya transportasi dan distribusi lebih murah.
Ketiga,  masalah transportasi dan distribusi juga dapat menyebabkan harga cabe  tinggi, masalah transportasi bisa timbul disebabkan, faktor cuaca  seperti , ombak laut besar,hujan berkepanjangan, kondisi jalan rusak, jalanan macet , semua itu menyebabkan  terganggunya transportasi  dan distribusi  yang  akan  berakibatnya terlambatnya pasokan cabe sampai ke pasar, atau beresiko cabe menjadi busuk di jalan.
Keempat, permainan tengkulak, harga cabe di tingkat konsumen dapat dipermainkan oleh tengkulak (pedagang), dengan cara  menahan cabe masuk ke  pasaran, seakan  akan stok cabe   sedikit di pasar dengan berbagai  alasan,  karena cabe merupakan kebutuhan harian, maka  kelangkaan sehari saja  dapat menimbulkan kepanikan masyarakat , kepanikan ini  kemudian dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menaikkan harga, dan masyarakat terpaksa  membeli cabe dengan harga mahal. Perilaku pedagang seperti ini yang mestinya perlu diwaspadai masyarakat  dan ditindak  tegas oleh Dinas Perindagkop atau pemerintah.
Kelima,  gagal  panen dapat  menyebabkan tanaman cabe menjadi  puso ,  pasokan cabe menjadi berkurang, sementara kebutuhan cabe tetap tinggi, sehingga harga cabe menjadi  mahal.
DAMPAK HARGA CABAI MAHAL
                Harga cabai mahal akan memicu inflasi, artinya nilai uang menjadi turun. Kenaikan harga yang tinggi akan memberatkan masyarakat terutama masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah, bagi pedagang  membuka warung nasi pecel, warung gado-gado  atau  warung makan padang misalnya akan  menurunkan keuntungan, karena mereka harus membelanjakan dengan uang lebih banyak untuk mendapatkan barang yang sama, sementara untuk menaikkan harga makanan di warung makan  tidak mudah.  Nasib semacam itu akan dialami masyarakat pada umumnya, bila nilai uang turun pendapatan masyarakat  juga turun, maka daya beli masyarakat menjadi turun. Sehingga bila tingkat inflasi  tinggi akan berdampak  pada turunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
BAGAIMANA MENGATASI  LIARNYA HARGA CABE ?
                Persoalan satu komoditas cabe  ternyata  melibatkan banyak  pemangku kepentingan,  lintas instansi, lintas sektoral,  baik  pemerintah maupun suasta, maupun para petani  sebagai aktor hulu. Mengatasi   permasalahan   cabe , dapat kita urai dari  hulu hingga hilir menggunakan analisis Rantai Nilai (Valu Chain), maka akan diperoleh gambaran secara rinci permasalahan dari hulu hingga hilir sehingga dapat dicari jalan keluarnya melalui strategi  jangka pendek maupun jangka panjang. Itulah  PR (Pe Er) bagi kita semua. Kantor Perwakilan Bank Indonesian Provinsi Jambi bekerja sama dengan stakeholder terkait, akan mencoba membantu pemerintah mengatasi masalah tersebut melalui program inisiatif program klaster cabe di kota Jambi mulai tahun 2012. Semoga berhasil dan bermanfaat mendukung Visi Pembangunan Provinsi Jambi Emas 2015. Insya Allah.

Hery Sasono, Konsultan Pemberdayaan UMKM dan Sektor Riil KPw BI Prov.Jambi.

Artikel Terkait



0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review