MENEBAR BENIH KEWIRAUSAHAAN PEMUDA

BERSATU MENEBAR BENIH KEWIRAUSAHAAN PEMUDA PAPUA
 Hery Sasono

Banyak simbol yang dilekatkan pada diri pemuda, salah satu dari simbol itu adalah pemuda harapan bangsa dan harapan masa depan. Yang akan diharapkan peran dan kontribusinya dalam memimpin bangsa ini sepuluh hingga dua puluh tahun yang akan datang.
Dengan adanya simbol itu, terkandung tanggung jawab yang sangat besar, artinya pada diri seorang pemuda dituntut mempergunakan seluruh energi, waktu, perasaan dan seluruh potensi yang dimilikinya kepada hal-hal yang bermanfaat, produktif guna untuk meningkatkan kapasitas sumber daya pemuda dan wawasan serta ilmu pengetahuannya untuk menatap masa depan yang serba kompetitif.
Data BPS 2007 menunjukkan bahwa jumlah pemuda sangat banyak di Indonesia, dari 220 juta penduduk Indonesia 80, 7 juta jiwa adalah pemuda atau sekitar 37,2 persen. Dengan rentang usia antara 15 sampai dengan 35 tahun. Dari jumlah tersebut 11, 11 persen adalah pengangguran dan sekitar 30 juta lainnya terjebak setengah pengangguran.
Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengangguran cukup besar di kalangan pemuda. Pengangguran ini menjadi skala prioritas yang harus di tuntaskan penyelesaiannya. Perlu adanya niat baik seluruh pihak baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha melalui penanganan yang sistematis, terpadu dan menyeluruh dari berbagai pemangku kepentingan yang terkait  dalam mencari jalan keluar terhadap permasalahan pengangguran yang makin membengkak.
Salah satu persoalan yang sangat mendasar di Papua dan Papua Barat  adalah karakter dan budaya menjadi wirausaha belum terbentuk di tingkat pemuda dan belum menjadikan budaya wirausaha sebagai  identitas/jati diri. Sementara Propinsi Papua dan Papua Barat merupakan provinsi yang terletak di wilayah paling timur negara Republik Indonesia dan merupakan daerah yang penuh harapan, serta kaya akan sumber daya alam yang menjajikan peluang untuk mengembangkan usaha. Hamparan daratan yang luas dengan struktur lahan yang potensial  untuk dipenuhi oleh berbagai komuditas hutan, perkebunan dan pertanian, serta potensi sumber daya laut dan pesisir yang cukup besar. Papua juga memiliki potensi sumberdaya alam bahan tambang yang siap diolah.
Idealnya kekayaan sumber daya alam harus berbanding lurus jumlahnya dengan para wirausahawan sebagai pengelola. Karena  wirausahawan  mampu berkreasi untuk menciptakan nilai tambah (added value) bagi suatu produk yang masih mentah dan mengubah bahan mentah menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
Oleh karena itu kewirausahaan merupakan salah satu solusi untuk menciptakan lapangan kerja dan mengatasi pengangguran dan kemiskinan, karena tumbuhnya jiwa wirausaha akan menumbuhkan pengusaha-pengusaha baru yang menggerakkan sektor riil dan UMKM, semakin banyak pengusaha muda yang bergerak dan terjun menjadi UMKM, maka pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja baru serta  meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Di tingkat regional Papua, UMKM sampai saat ini memiliki peranan yang strategis dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Tumbuhnya kaum muda yang yang terjun dalam dunia bisnis akan mendorong tumbuhnya UMKM, yang pada gilirannya akan memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian masyarakat Papua, dan diharapkan dapat menjadi lokomotif sektor riil yang bisa mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Papua.
Oleh karena itu diperlukan kebijakan sistematis, terpadu dan bersifat holistik (menyeluruh) dari berbagai pemangku kepentingan (stake holders). Sinergitas  menjadi sebuah keharusan bagi semua pihak dalam mengimplementasikan kegiatan bagi pemuda. Perbankan yang berperan sebagai intermediasi keuangan dan agents of development,  Pemerintah sebagai regulator, Praktisi/Akademisi/Asosiasi Dunia Usaha sebagai penyangga, serta pelaku UMKM sendiri sebagai pelaku merupakan unsur-unsur  pemangku kepentingan (stakeholders) yang diharapkan mampu saling mengembangkan kerjasama dalam rangka sinergitas pemberdayaan UMKM.
Untuk membangun sinergitas antar pemangku kepentingan dalam pemberdayaan UMKM sekaligus menebar benih jiwa wirausaha dikalangan pemuda khususnya dan masyarakat Papua pada umumnya, maka dipandang perlu  kebijakan pembinaan membangun jiwa enterpreunership bagi pemuda  Papua bersamaan dengan momentum Peringatan Hari Sumpah.
Artikel ini dibuat saat bertugas di Papua dan pernah diterbitkan di Harian Papua Pos, 28 Oktober 2010

Artikel Terkait



0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review