HADIAH DALAM PANDANGAN ISLAM

HADIAH DALAM PANDANGAN  ISLAM
HERY SASONO
 Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian saling mencintai (HR.Al-bukhari, al Baihaqi dan Abu Ya’la)
            Salah satu ajaran mulia dalami Islam adalah budaya saling memberi hadiah diantara, teman, saudara dan kerabat. Tujuannya adalah untuk mempererat tali silaturahmi, saling mencintai dan meyayangi dalam meraih kebaikan dan taqwa.
            Menurut ulama syafiiyah,Hanabilah, Hanafiyah dan Malikiyah hadiah adalah pemindahan pemilikan suatu harta tanpa kompensasi sebagai penghormatan kepada yang diberi hadiah. Hadiah juga bermakna pemberian sesuatu tanpa kompensasi karena adanya hubungan, untuk menjalin kedekatan dan sebagai bentuk penghormatan.
Dalam sebuah riwayat,bahkan Nabi SAW , mendorong untuk menumbuhkan budaya untuk saling memberi hadiah meski nilainya   secara nominal kecil.
“Hai para muslimah, janganlah seorang wanita merasa hina (memberi hadiah) kepada wanita tetangganya meski hanya tungkai (kuku) kambing” (HR Bukhari, Muslim, At-tirmidzi dan Ahmad).
Selanjutnya ,Nabi Muhamad SAW melarang menolak hadiah : ”Penuhilah undangan orang yang mengundang,jangan kalian tolak hadiah dan jangan kalian memukul kaum muslim” (HR Al-Bukhari ahmad,au Ya’la dan Ibn Abi Syaibah).
Betapa indahnya  Islam mengajarkan kepada seseorang bila mendapat hadiah dan memiliki kelapangan, maka disunahkan membalasnya. Jika tidak, setidaknya memuji dan mendoakan pemberi hadiah. Jabir RA menuturkan bahwa nabi SAW pernah bersabda:
“siapa  yang diberi sesuatu lalu ia memiliki kelapangan harta hendaklah ia membalasnya. Jika ia tidak memiliki kelapangan harta, hendaknya ia memuji (mendo’akan)nya (HR Abu Dawud Tirmidzi, al-baihaqi).
            Sekalipun diperintahkan  untuk menerima hadiah dan dilarang menolaknya, Namun Nabi SAW juga mengingatkan  ada beberapa macam hadiah yang justru tidak boleh (haram) diterima, diantaranya, hadiah itu tidak boleh datang karena jabatan, kedudukan atau tugasnya. Abu Humaid as-Sa’id menuturkan bahwa Nabi SAW pernah mengangkat seseorang   dari bani  Azad yang  bernama Ibn Al-Utbiyah (Ibn al – Lutbiyah) sebagai amil pemungut zakat, lalu  ia  kembali dan mengatakan. ”Ya Rasul, ini hadiah untuk  Anda dan ini dihadiahkan untuk saya.”
            Setelah mendengar  pernyataan dari  Ibn al-Lutbiyah , maka  Nabi SAW lalu berpidato,”Tidak pantas seorang petugas  yang kami utus lalu datang dan berkata. “Ini   untuk Anda dan ini dihadiahkan untuk saya.maka Nabi bersabda ”Mengapa ia tidak duduk  saja di rumah bapak dan ibunya lalu memperhatikan apakah itu dihadiahkan kepadanya atau tidak. Demi zat yang jiwaku di tangan-Nya, tidaklah ia datang membawa pemberian itu, kecuali ia pasti datang pada Hari Kiamat kelak memanggul barang itu dipundaknya” (HR Bukhari,Muslim, ahmad dan Abu dawud) 

Artikel Terkait



10 komentar:

Anonim mengatakan...

sufiana fahmi (10.23.366)
pak mau nanya bagaimana kalo kita memberi hadiah kepada teman yang ingin berpisah dengan kita seperti pindah sekolah atau pindah rumah??

Anonim mengatakan...

ina (10.23.383)
kdang orng tdak tahu perbedaan antara hdiah dan memberi sedekah tapi bilangnya hadiah...sehingga kadang mmbuat "abu-abu"

Anonim mengatakan...

fadillah (10.23.400)
sudah banyak yang keliru akan pemahaman hadiah. bahkan makna dari pemberian hadiah itupun sudah tidah dipahami makna dan tujuannya lagi. sehingga sekarang banyak orang menberikan hadiah berdsarkan momen tertentu, tujuan tertentu dll yang sudah tidak sesuai lagi dengan syariah.

Anonim mengatakan...

marilah kita sebagai umat muslim, untuk menjalin tali ukhuwah agar lebih dekat,,,
kasih hadiah dong buat saya.
:b

nisa n h (10.23.385)

Muhjatul Qolbi Alkhulwatu mengatakan...

mari qt saling mmberi hadiah.
meski hny sekedar senyum yg mngembang st brjumpa dg saudara qt (meski hny saudara seiman).
dan jk ada lbh, ada baik ny pl qt saling mmberi hadiah yg brbentuk materi, meski nilai ny tak sberapa, nmn InsyaAllah dg hadiah itu percaya deh, kan smakin mmpererat tali prsaudaraan qt.
da 1 lg:
jangan hny mmberi hadiah pd orang" yg qt cintai sj, ttp jg kpd orang yg mungkin qt kurang sukai, agr rasa tdk suka ny brkurang, rasa say ny brtambah.
dan yg tak kalah penting ny:
niat kn lh mua ny krn Allah semata
insyaAllah berkah.
tak perlu mnunggu moment" trtentu, st qt da rizki sj.
:)Rasinah Sari-KPS 2009:)

Muhjatul Qolbi Alkhulwatu mengatakan...

ketka kita di beri hadiah, betapa senangya tapi lihat lah pa maksud seseorang memberkan hadah itu.

Hilda Hanifah (keuangan&perbankan)
09.23.347

Anonim mengatakan...

hadiah boleh2 saja jika tdk berdsarkan pada moment2 tertentu,seperti pada saat hari valentine yg secara gag langsung kita mengikuti barat jadi ini termasuk mendekati keharaman.
IDA PURWATI (10.23.395)

mame poenya blog mengatakan...

slamet riyadi (09.23.338)
buat semua pembaca,saya ingin mengajukan pertanyaan,,,,bagaimana pandangan anda dengan tahlil?karena banyak orang yang berpendapat dan berdalih bahwa tahlil=hadiah,,,,,terima kasih......

Unknow mengatakan...

Pak ustadz tolong penjelasan bgmn klu berjanji akan meemberi hadiah/pemberian diberikan krn utk dpt mengikuti tender krn klu tidak khawatir tidak diajak. Terimakasih

Unknow mengatakan...

Pak ustadz tolong penjelasan bgmn klu berjanji akan meemberi hadiah/pemberian diberikan krn utk dpt mengikuti tender krn klu tidak khawatir tidak diajak. Terimakasih

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | WordPress Themes Review