MENEBAR BENIH KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA
Hery Sasono
Bila kita mau meneladani kepada kemandirian melekat pada Nabi Muhammad SAW, sebelum beliau menjadi Nabi sangat terkenal di jazirah Arab. Saat lahir, bapaknya sudah meninggal. Di usia 5 tahun ibunya meninggal dunia . Sehingga pada usia balita Muhammad sudah yatim piatu. Sejak usia 12 tahun Muhammad telah melawat keluar negeri untuk berbisnis . Tercatat dalam sejarah , dalam usia 25 tahun ada 18 kali perjalanan keluar negeri untuk urusan bisnis. Tak terlalu mengherankan ketika menikah menikah dengan wanita pebisnis Siti Khatidjah yang terkenal dengan konglomerati pada saat itu, sang Nabi memberi mahar dengan seratus ekor unta. Seandainya harga satu ekor unta setara dengan harga satu ekor sapi saat ini misalnya Rp 50.000.000,- maka mahar 100 ekor sapi setara dengan uang Rp 5.000.000.000,- (5 milyard rupiah). Subhanallah betapa kayanya Nabi Muhammad.
Berdasarkan sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Yale University terhadap mahasiswa yang kuliah di sana , ternyata dari sekian mahasiswa yang disurvei hanya 3 persen yang memiliki rencana dalam hidup. Setelah dua puluh tahun kemudian, hasilnya sungguh luarbiasa karena mereka yang memiliki rencana hidup ternyata lebih sukses dan jumlah kekayaannya kalau dijumlah hampir sama dengan jumlah kekayaan dari 97 persen mahasiswa yang tidak merencanakan hidupnya.
Ketika menjadi mahasiswa , kebanyakan orang tua mengharapkan anak bisa rajin kuliah kemudian dapat menjadi pegawai negeri atau menjadi orang gajian di sebuah instansi. Begitu juga kurikulum pada saat itu hanya mengajar mahasiswa menjadi orang kantoran, tanpa bekal tambahan kurikulum agar mahasiswa menyiapkan solusi menjadi seorang enterpreunership.Sehingga mind set (pola pikir) mahasiswa begitu lulus sudah tersedia lapangan kerja dan menjadi orang gajian (pegawai). Menjadi pegawai (orang gajian) bagaikan burung dalam sangkar, makan dan minumnya sudah dijatah. Mengikuti selera pemiliknya.
Disamping semua prihatin akibat krisis multidimensi berkepanjangan, tidak sedikit perusahaan gulung tikar, pengurangan pegawai besar besaran. Pengangguran terdidik semakin bertambah.
Saatnya pendidikan merubah mindset mahasiswa, karena apapun yang kita miliki di dunia ini selalu bersiap-siap lepas dari genggaman, termasuk pekerjaan yang selama ini diagung-agungkan dan diyakini bisa menjamin pensiun. Kita tidak tahu sampai kapan kepemilikan bisa bertahan, sehingga penting untuk selalu mengantisipasi perubahan-perubahan yang bakal terjadi, jangan sampai perubahan sudah terjadi namun kita tidak siap menerimanya dan kita “mati” dibuatnya. Sebagaimana Rhenald Kasali berujar “Berubah atau Mati”. Tak peduli berapa jauh jalan salah yang dijalani, putar arah sekarang juga. Perubahan itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan sampai kehilangan momentum .
Menanamkan Benih Enterpreunership
Menurut banyak ahli psikhologi perubahan yang sukses harus dimulai dirisendiri, faktor – faktor eksternal berpengaruh relative kecil. Beberapa pemicu yang biasanya cukup ampuh dalam menebar benih menjadi entrepreneur antara lain :
- Meraih kebebasan financial, yaitu bebas dari batasan gaji standar untuk pekerjaan yang distandarisasikan
- Bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi
- Menghindari pemecatan sewaktu-waktu
- Terbebas dari rutinitas
- Bebas berkreasi
- Dekat dengan keluarga dan orang yang dicintai
- Menciptakan lapangan pekerjaan.
Sikap Mental & Perilaku Enterpreunership
- Berani bermimpi besar,
Seorang yang akan menjadi wirastawan sukses harus berani mengawali dengan mimpi besar untuk diraihnya menjadi kenyataan .
- Berani mengelola resiko
Risiko tidak bisa dihindari, tidak hanya dalam bisnis, ketika tidur kita selalu menghadapi resiko seperti kematian. Di jalan raya kemungkinan resiko bertabrakan dengan kendaraan lain. Seorang pengusaha tidak akan menghindari resiko , tetapi harus mampu mengelola resiko yang ada menjadi minimal dan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
- Berani menghadapi tantangan
Berani menghadapi tantangan, karena tantangan akan membesarkan bisnisnya. Menghindari tantangan berarti menghindari kemajuan bisnis.
- Berani berdaya tahan tinggi
Tidak cengeng, berani menghadapi pahit getirnya berbagai kendala usaha, hambatan lainnya. Sekeras apapun terpaan terhadap usahanya, pengusaha sukses berusaha bangkit dan terus belajar sambil menemukan betapa manisnya menjadi pengusaha.
- Berani memberikan yang terbaik
Pengusaha sukses selalu memulai bisnisnya dengan niat untuk memberikan yang terbaik kepada mitranya, karena dengan itulah mereka berkeyakinan akan sukses bisnisnya dan bisnis tumbuh berkembang menjadi besar.
- Berani menghadapi persaingan bisnis
Persaingan dalam bisnis adalah hal yang biasa. Persaingan dapat menjadi energi positif untuk meningkatkan kinerja. Untuk memenangkan persaingan bisnis , kuncinya adalah berani memberikan nilai tambah (value added) atas produk atau jasa yang ditawarkan.
- Berani Menghidari Bisnis Maghrib (Maysir, Ghoror, Riba dan Batil)
Agar bisnis lebih manfaat dan mendapat barakah dari Allah kita harus berani menghindarkan diri dari keterlibatan bisnis yang mengandung Maysir Ghoror Riba dan Batil. Karena merupakan rambu-rambu larangan dari Allah SWT
18 komentar:
sufiana fahmi (10.23.366)
menjadi enterpreuneur yang sukses itu memang tidak mudah dan untuk menuju kesuksesan itu pasti harus ada usaha.jadi ya ga ada salahnya kl kita mempunyai pengetahuan yang banyak dari sekarang sebagai dasar untuk menjadi pembisnis yang berhasil.
semoga qt (mahasiswa2 Hamfara) termasuk k dalam yg 3 % itu.
:)
bagi yg blm pny/menyusun rencana, mari qt brsama" mnyusun ny & brsama" u/ saling brgandeng tangan, bahu mmbahu, brgotong royong u/ mwujudkn ny.
:)Rasinah Sari-KPS 2009:)
setuju...
apalagi ironis jika melihat lulusan sarjan sekarang jika setelah mereka lulus sibuk mencari kerja,,tapi semoga qt sbg mahasiswa hamfara tdk seperti mereka,qt sudah dilatih mandiri dan berwirausaha disini...
amin......
IDA PURWATI (10.23.395)
slamet riyadi (09.23.338)
bapak heri yang terhormat,,,saya pernah merintis sebuah usaha,,,dan alhamduliliah semua sudah matang,,,tapiii.....modalnya kandas pak,,,,saya sangat sulit dalam hal pencarian modal....dan sampai sekarang usaha itu tinggal mimpi belaka,,,bagaimana dengan tanggapan bapak?terima kasih.....
"Sie Harini (10.23.376)"
Kita di doktrin bahwa setelah kuliah harus mencari kerja, seharusnya para intelektual harus berpikiran bukan mencari pekerjaan tetapi menciptakan sebuah lapangan pekerjaan,Memang sulit untuk kondisi saat ini, Tetapi tidak mungkin tidak.Setiap apapun usaha yang anda geluti pasti ada resiko, tinggal kita mau menghadapi resiko itu ato tidak. modal itu penting, tetapi kita bisa mensiasatinya dengan misal kita berteman dengan orang-orang sukses misalnya.. di situ kita bisa mengambil peluang dengan bekerja sama dengan mereka-mereka yang sukses.
Salam Super...!!!
"Masa muda adalah waktu yang tepat untuk membangun semua yang menjadi penunjang di kala kita sudah tua"
-Fajwa Aulia el-ghoruty-
(09.22.121) STEI Hamfara
So, tidak ada salahnya ketika mahasiswa mulai berwirausaha, karena tidak ada orang yang tiba-tiba sukses begitu saja, karena membutuhkan sebuah proses yang memerlukan waktu yang cukup lama. Tidak akan ada angka 10 sebelum ada angka lima.
mengubah pandangan kita untuk tidak hanya berfikir bagaiman mencari kerja tp harusnya bagaiman menciptakan lapangan pekerjaan. harus berani mencoba, berani bermimpi dan diawali dari yg kecil, jgn takut gagal, jgn mudah putus asa....
Amalia I.S (09.23.340)
9 dari 10 pintu rizki adalah jual beli..... (bener to? agak lupha hee,,, pelajarane bu sholihah)
Ngomongin berwirausaha??? I LIKE IT .... ^_^
[lestari setyawati 09.23.351]
idaman jai( 10.23.378)
ya pak memang mahasiswa harus menjadi penguasa bukan menjadi pencari kerja
hanya sekedar menjadi seorang enterpreneur saja tidak cukup,akan tetapi, bagaimana menjadi seorang enterpreneur yang berhasil menelurkan enterpreneur2 lain yg juga berjuang tuk menerapkan syari'ah islam secara kaaffah...
Nur Fazriyah H (09.22.111)
Rasulullah SAW telah memberikan suri tauladan terbaik kepada kita dalam segala hal, termasuk dalam hal berwirausaha..
namun, menjadi pengusaha sekarang ini berpotensi besar terjebak dalam kebobrokan sistem ekonomi kapitalis dengan segala kemaksiatan ekonomi yg ada di dalamnya..
oleh karena itu, seorang enterpreneur pun harus turut serta dalam menperjuangkan diterapkannya syari'ah islam secara kaaffah, sehingga dapat terwujud sistem perekonomian islam dengan segala kelebihannya..
(Fatimah Az-Zahra 09.22.151)
taburlah sikap, tuailah perbuatan
taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan.
taburlah kebiasaan, tuailah karakter.
taburlah karakter, tuailah nasib..jadi menabur sikap positif, maka akan menuai nasib baik.
Rosa Rita Sri Wiyanti (09.22.115)
manajemen Syariah
mahasiswa belajar bisnis??
why not..
asalkan bisnisnya sesuai dengan syara'
09.22.114(Rahayu SN)
belajar dari observasi meneliti bisnis kuliner ternyata bisnis tanpa ada semangat, komitmen n kesungguhan to sulit u mendapatkan hasil yang maksimal disini sy terasa terMotivasi u berwirausaha !!!?
ismi nurhayati
10.22.178
Ms
setelah mempelajari apa itu bisnis DLL rasa yang dulu ingin mencari kerja berubah menjadi orang yang ingin membuka lapangan kerja yaitu sebagai pembisnis.
10.22.196
eka nurul l
untuk mahasiswa yang suka berbisnis artikel ini sangat membangun minat mahasiswa untuk berwirausaha lebih mendalam/serius ......
Selvia Listyorini (10.22.173)
setuju lanjutkan...
nomer punggung
09.22.117
semnagadh selaluuu
09.22.117
Posting Komentar